SMA Terbuka Gratis
Baru-baru ini, Prof . Dr. Ir Achmad Jazidie. M. Eng, Dirjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Kemdikbud RI dalam pidato formalnya, ketika acara sosialisasi Menuju Pencapaian Pendidikan Menengah Universal (PMU) Sekolah Menegah Terbuka, acara sosialisasi berlangsung di Kota Mataram. Lanjut, Prof Achmad menyampaikan tentang visi Sekolah Menengah Terbuka adalah “Meningkatkan akses, mutu dan relevansi pendidikan menengah dalam mendukung target capaian Pendidikan Menengah Universal ”.
Sedangkan Misi Sekolah Menengah Terbuka Jarak Jauh adalah ; (a) Menyelenggarakan Sekolah Menengah Terbuka Jarak Jauh seluruh Indonesia sebagai satuan pendidikan layanan khusus bagi lulusan SMP sederajat karena kendala geografi, sosial, masalah ekonomi, dan keterbatasan waktu di sekolah reguler; (b) Mengembangkan sistem pembelajaran mandiri dengan mengkombinasikan sistem bimbingan belajar jarak jauh menggunakan jaringan internet dan bimbingan belajar tatap muka; (c) Memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya kepada masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan di sekolah menengah reguler, melalui sistem pembelajaran mandiri ; (d) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan layanan khusus ; (e) Mempersiapkan lulusan Sekolah Menengah Terbuka Jarak Jauh yang mampu berprakarsa untuk membangun diri dan masyarakat lingkungannya.
Ditegaskan Prof Achmad, bahwa Sekolah Terbuka adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang berdiri sendiri tetapi merupakan bagian dari sekolah induk yang menyelenggarakan pendidikannya menggunakan metode belajar mandiri. Jelasnya. Hal tersebut disampaikan juga mengingat ditetapkannya SMA Terbuka sebagai rintisan pada tahun pelajaran 2014/2015, antara lain di lima Provinsi yakni di SMA Neg. 12 Merangin Jambi, SMA N 2 Padalarang Bandung Barat, SMAN 1 Kepajen Malang, SMAN 1 Gambut Banjar, SMAN 3 Sorong dan SMAN 1 Narmada Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Pada bagian lain Prof. Acmad, sementara ini karakteristik sebagai siswa/siswi, SMA Terbuka yang menjadi sasaran adalah berdasarkan hambatan dari faktor (a) Ekonomi ; Anak jalanan, pemulung, pengamen, putus sekolah, pekerja anak (), pengemis anak, pelacur anak, anak pelacur, dan anak buruh migran(), (b).Geografi; Sekolah Indonesia Luar Negeri, perbatasan /terdepan(), pedalaman (), pulau terpencil (), pulau terluar, dan daerah tertinggal (), (c). Waktu; Atlet,home schooling, anak yang terkendala waktu belajar, (d). Sosial; Korban narkoba, miras, perdagangan anak (*), anak-anak terlantar, korban kerusuhan, kenakalan remaja, korban kekerasan RT, korban HIV / AIDS, anak lapas. Dan kriteria yang lain adalah siswa/siswi lulusan SLPT sederajat yang tidak tertampung di SMA/SMK reguler, usia siswa/siswi antara 16 sampai dengan 21 tahun serta belum kawin.
Hadir pula dalam acara tersebut, Bupati Lombok Barat DR. Zaini Arony, M.Pd, Kepala Dinas Dikpora Provinsi NTB Drs. H. Imhal, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Barat Ispan Juanedi, M.Ed, Kepala Bidang Dikmen Uum Umayah, Kepala Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan Dinas Dipora Provinsi Nusa Tenggara Barat Drs. Sukran, dan Wartawan Media Cetak dan Elektronik, maupun undangan lainnya.
Sumber: DRS SUPANDRI, M.PD / dikpora.ntbprov.go.id
==================================
SMA terbuka bisa diikuti disini http://smaterbuka.kemdikbud.go.id/