Mar01

Tags

Related Posts

Dewa Budjana

FacebookTwitterGoogle+Share

Petikan Gitar Budjana
Membuat Publik Amerika Terkagum-kagum

oleh Naratama

Nama Indonesia tiba-tiba jadi perbincangan di Small World Coffe, kafe yang terletak ditengah downtown kota Princeton, New Jersey, Amerika Serikat. Kafe unik bernuansakan pop modern ini cukup populer di kota itu, karena berada di area kampus Universitas papan atas seluruh Amerika, Princeton University. Bahkan diawal tahun 2014, Princeton menduduki rangking pertama sebagai universitas terbaik versi US News Magazine.

Budjana

Dewa Budjana (kanan) bersama gitaris Bele Beledo saat tampil di Small World Coffee, New York. (foto: Edward Pampani)

 

Malam itu, tampil musisi Indonesia, gitaris Progesif Jazz and Rock, Budjana yang beradu skill dengan gitaris Jazz Klasik dari Uruguay, Beledo. Budjana bermain cantik, memainkan karya-karya ciptaannya dari 2 album solo Joged Kahyangan dan Dawai In Paradise. Ini adalah konser tur solo Budjana pertama kali di Amerika untuk promosi album sekaligus jumpa fans. Selama ini Budjana selalu tur ke luar negeri bersama GIGI atau sebagai musisi dari Dwiki Dharmawan World Music Group.

(Note: Video diatas adalah Lagu “Joged Kahyangan” yang dimainkan oleh Dewa Budjana di Studio, bukan permainan live dengan Beledo.)

“Budjana is a great musician. American public likes his music. I am proud to produce his album in New York”, ujar Leonardo Pavkovic, Eksekutif Produser dari Moonjune Record, New York. Selain Budjana, Leo juga memproduseri album dari musisi Indonesia seperti Ethnomission (Tohpati) dan Patahan. “Indonesia has many great musicians”, tambah Leo.

“Ini baru pertama kali saya tampil sendiri di Amerika, apalagi langsung bermain duet dengan gitaris Beledo. Tahun depan saya ingin kembali ke Amerika, tapi bersama group musisi Indonesia”, ujar Budjana kepada VOA Indonesia usai tampil. “Di Amerika, penonton yang suka musik seperti ini sangat banyak. Bahkan mereka datang khusus dari kota lain. Dan Beledo bermain bagus”, ujar Budjana. Selintas, para pengunjung kafe ini tampak sangat antusias, sebagian besar adalah mahasiswa, dosen, musisi lokal, pengamat musik dan penyiar radio kampus Princeton University. Sebelum konser, Budjana juga sempat diundang untuk wawancara live di Radio Princeton dan Radio Progressif Musik, z88.9FM, New York.

Dewa Budjana Naratama Bele Beledo Leonardo Pavkovic

Dari kiri depan: Dewa Budjana, Naratama, Bele Beledo dan Leonardo Pavkovic (dibelakang) – (courtesy photo)

 

Selama dua jam, penonton dibuat terkagum-kagum dengan ketrampilan dan kecepatan teknik alternate picking petikan gitar semi elektrik yang dimainkan Budjana. Diikuti dengan gaya Arpegio yang memainkan chord bernada miring, Budjana terus berimprovisasi tanpa batas. Sementara Beledo mengimbangi dengan teknik yang sama dan sesekali melakukan Tapping, ini adalah teknik memetik gitar khas dari musisi Latino yang sering memainkan Tapping untuk mengiringi tarian.

“He is a good musician, I like playing with him”, kata Beledo. Konser duo ini ditutup dengan tembang Malacca Bay dari album Dawai In Paradise. Penonton tidak henti-hentinya bertepuk tangan dan meminta tanda tangan Budjana. Seorang penggemar bahkan mengundang Budjana untuk makan dirumahnya bersama-sama dengan kru. Ini sebagai wujud apreasiasi terhadap karya musik Budjana.

©Indogo