Gabriella Then

Posted on May 1, 2014

Juara USGA Girls’ Junior Championship

Si Penyuka Cendol Juara U.S. Girls’ Junior Golf Championship ini usianya masih 17 tahun, tapi prestasi pegolf wanita junior ini tidak bisa dianggap enteng. Gabriella Then adalah juara 65th U.S. Girls’ Junior Golf Championship yang digelar di Sycamore Hills Golf Club, Fort Wayne, Indiana. Lawannya juga bukan orang sembarangan, yakni Lakareber Abe, pegolf masa depan yang disebut-sebut potensial menjadi pegolf wanita papan atas dunia. Dalam pertarungan final 36 hole yang seru itu, Gabby membuat Abe nyaris tidak berkutik.

Gabby meninggalkan Abe dengan memimpin 5 hole dari 22 hole di babak awal. Tapi kemudian Abe sempat mengejarnya dengan memenangi 4 hole. Tapi Gabby akhirnya bisa menyelesaikan pertandingan dengan Birdie di hole 35.

Berita kemenangan Gabby banyak ditulis media-media Amerika. Mereka menyebut jika Gabby bisa mempertahankan kualitas permainannya, bukan tidak mungkin Gabby akan menjadi pegolf wanita papan atas dunia dalam tempo sekian tahun saja.

Sementara bagi Gabby, ini pencapaian yang luar biasa. Lantaran ia sudah empat kali ikut U.S. Women’s Open dan kerap gagal meraih posisi puncak. “Saya senang bisa mempertahankan penampilan saya sejak di semifinal ketika mengalahkan Meghan Kang,” kata Gabby kepada IndoGo. “Saya merasa gembira dan senang bisa menang di final karena turnamen ini sangat bergengsi.”

Gabby memang patut berbangga. Pasalnya, menjadi juara di U.S. Girls’ Junior Golf Championship adalah salah satu impiannya. Gabby sendiri sudah bermain golf sejak usia 5 tahun dan sering mengikuti berbagai turnamen golf. Mulai dari Rolex All-American Golf Champhionship, AJGA’s 2010 Under Armour Hunter Mahan Junior Championship. Saat usianya masih 12 tahun ia bahkan menjadi pegolf termuda turnamen golf U.S. Women’s Amateur.

Sejumlah predikat juara juga telah disandangnya, Gabby meraih juara di AJGA’s 2009 Bass Pro Shops Payne Stewart Junior Championship, Warner Springs Toyota Cup Championship, juara 2011 Rolex Tournament of Champions, lalu juara Scott Robertson Memorial Junior Tournament dan semifinalis 2013 Women’s Western Amateur. Ia juga menerima Presidential Award 2005-2010.

Memilih menjadi pegolf, merupakan jalan hidup yang dipilih Gabby. Ia mengatakan kepada IndoGo, ayahnya adalah sosok yang banyak berjasa dalam karirnya. Ketika usianya belum lima tahun, ayahnya yang hobi bermain golf seringkali mengajak Gabby ke lapangan golf ditemani ibunya. “Saat itu saya memang belum bisa apa-apa, tapi senang sekali diajak ayah melihat lapangan golf yang hijau,” tutur Gabby.

Baru pada usia 5 tahun ketika lengannya cukup kuat mengayun stik golf, ayahnya mulai mengajari Gabby cara bermain. Dari situ ternyata bakat Gabby mulai terlihat. Sang ayah kemudian semakin rajin mengajak Gabby bemain golf. Dan seiring waktu pula, kemampuan bermain Gabby terus meningkat. Pada usia tujuh tahun ia mulai mengikuti berbagai turnamen golf untuk kategori pemula.

Untuk mengasah kemampuan, Gabby berlatih golf setiap hari kecuali Sabtu dan Minggu. “Pada Senin, Rabu, dan Jumat saya berlatih game mulai dari jam 12 siang hingga jam 5 sore. Kemudian Selasa dan Kamis saya berlatih praktek dua jam selama sore hari,” katanya. Sementara pada akhir pekan, jika tidak mengikuti turnamen ia menghabiskan waktu bersama teman-temannya, “Oiya, kalau tidak latihan, saya juga senang sekali mencicipi berbagai makanan baru,” ujar Gabby.

Gabby yang saat ini kuliah di USC (University of Southern California), tetap seperti remaja kebanyakan. Ia penyuka musik, senang jalan-jalan, nonton atau sekedar mengisi waktu bersama teman di kala senggang. Meski tetap fokus bermain golf, tapi mengaku tidak mau kehilangan masa remaja. “Suatu saat, saya ingin menjadi pegolf professional, tapi itu tidak menghalangi untuk untuk menikmati kebersamaan bersama teman-teman.”

Dari sekian banyak prestasi membanggakan yang diukir Gabby, salah satu yang menarik adalah ia ternyata memiliki garis keturunan Indonesia dari ayah ibunya. Betul, Gabby lahir dari ibu asal Bali dan ayah yang kelahiran Jakarta. Ayah Ibunya menetap di Amerika sejak Gabby belum lahir. Dilahirkan dari pasangan asal Indonesia membuat Gabby akrab dengan bahasa Indonesia lantaran keluarganya menggunakan bahasa Indonesia. Ia tahu beberapa kalimat dalam bahasa Indonesia. Tapi tak cuma bahasa, Gabby juga mengaku menyukai beberapa makanan Indonesia, “Saya suka cendol, karenanya rasanya manis,” kata Gabby.

Diungkapan Gabby, neneknya sering membuat masakan Indonesia. Dan kalau neneknya masak, Gabby kerap menjadi orang pertama yang mencicipi, ”Oiya saya juga hobi makan lho,” kata Gabby sembari tertawa. Tapi Gabby tidak hafal semua nama-nama masakan Indonesia, “Yang saya ingat cuma rasanya yang enak,” ujarnya sembari lagi-lagi tersenyum.

Gabby mengaku belum pernah ke Indonesia, tapi ia sangat ingin sekali mengunjungi kampung halaman orangtuanya itu. ”Saya banyak mendapat cerita dari orangtua saya, terutama soal keindahan Bali dari Ibu saya, katanya disana indah sekali karena negerinya para dewata.” Suatu saat ia bermimpi bisa berkunjung ke Indonesia. Entah sebagai pemain golf atau sekedar berwisata. Ketika diungkapkan bahwa di Indonesia juga banyak digelar trunamen golf untuk kelas junior, Gabby merasa surprise, “Oiya? wah senang sekali kalau bisa bermain di sana, saya berharap suatu saat nanti saya bisa kesana,” katanya.

Saat ini kegiatan Gabby adalah berlatih dan berlatih. Ia bermimpi menjadi pegolf profesional yang berprestasi. Tapi mimpi tetaplah mimpi. Bagi Gabby, mimpi tidak akan bisa diraih jika tanpa kerja keras. “semua orang bisa bermimpi, tapi bukan itu yang penting. Terpenting adalah bagaimana kita tetap memelihara semangat untuk meraih mimpi itu,” ujar Gabby. Setuju Gabby, jadi ayo kita bersemangat meraih prestasi dan mengharumkan nama Indonesia di mata dunia! © IndoGo

=========================================