Debat Kelima
Rangkuman Hasil Debat Capres-Cawapres Prabowo vs Jokowi Putaran Terakhir
Rangkuman Hasil Debat Capres-Cawapres Putaran Terakhir 5 Juli 2014. Sabtu (5/7) malam ini, dua pasangan calon presiden dan calon presiden RI yang akan bertarung di Pilpres 9 Juli nanti menjalani debat untuk putaran terakhir. Bertemakan “Pangan, Energi, dan Lingkungan”, Prabowo Subianto-Hatta Rasaja & Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla saling melontarkan visi-misi terkait tema, serta menlontarkan ide dan gagasan mereka jika terpilih menjadi presiden-wakil presiden Indonesia nantinya.
Hasil debat putaran terakhir (kelima) ini tak kalah seru dengan debat-debat sebelumnya. Berikut adalah rangkuman hasil debat capres-cawapres putaran terakhir 5 Juli 2014 tadi malam.
Menanggapi pertanyaan moderator terkait peningkatan produksi pangan, pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menekankan pentingnya perbaikan pupuk.
Dengan demikian produksi pangan dapat meningkat. Prabowo menyoroti hilangnya lahan pertanian sebanyak 60.000 hektar per tahun.
Menurut Prabowo berdasarkan data Kementerian Pertanian, pada tahun 2015 mendatang Indonesia akan butuh tambahan lahan sebesar 730.000 hektar.
“Kalau bicara produktivitas, kita bicara intensifikasi lahan yang sudah ada dan menambah yang 60.000 hektar yang hilang. Ini tantangan besar. Bagaimana meningkatkan produktivitas, pertama perbaiki pupuk” ungkap Prabowo dalam debat capres, Sabtu (5/7/2014).
Menurut Prabowo saat ini jenis pupuk di Indonesia masih ketinggalan. Seharusnya pupuk yang digunakan adalah pupuk majemuk dan spesifik. Dengan pemberian pupuk majemuk, dapat meningkatkan produksi hingga 40 persen. Ini telah dibuktikan di 100 kabupaten dengan peningkatan produksi 41 persen.
“Perlu ada pupuk untuk jagung, beras, ubi, dan sebagainya. Tidak satu pupuk untuk semua. Seandainya kami menerima mandat, kami akan menambah 2 juta hektar lahan baru” tegas Prabowo.
Di lain pihak Jokowi menilai perlunya upaya pemerintah dalam mempersiapkan pasar sebelum meningkatkan jumlah ekspor hasil pertanian atau bahan pangan. Menurut Jokowi, persoalan yang ada selama ini pemerintah tidak pernah mempersiapkan pasar untuk hasil pertanian.
“Petani diperintahkan tanam pepaya, melon, dan semangka, tetapi pasarnya di mana? Petani itu asal diberi arahan, dikawal, diberi bibit, itu apa pun bisa. Persoalannya kita tidak pernah siapkan pasar oleh mereka. Kalau diperintahkan tanam pepaya, mestinya disediakan pasar ekstrak jus pepaya. Melon dan semangka, pasarnya mesti disiapkan” ungkap Jokowi.
Jokowi menjawab pertanyaan moderator yang memintanya menjelaskan cara menerapkan visi misi Jokowi-Kalla mengenai pembangunan ketahanan pangan, agribisnis kerakyatan, ekspor pertanian berbasis pengelolaan, dan strategi yang dilakukan dalam menghadapi tantangan liberalisasi perdagangan.
“Persoalannya yang belum ada adalah niat menyelesaikan masalah itu dan kemauan menyelesaikan masalah itu. Pakar kita banyak, ahli banyak, semua ada, tanah subur, dan petani banyak. Tinggal kemauan, ada niat atau tidak” tegas Jokowi.
Debat putaran terakhir kali ini melengkapi 4 putaran sebelumnya. Sebelum menjalani Pemilihan Umum Presiden-wakil presiden 9 Juli nanti, KPU telah melaksanakan lima kali putaran debat untuk calon pasangan berdasarkan pasal 39 ayat 1 Undang-Undang 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden yang menyatakan debat dilaksanakan sebanyak lima kali, dengan tiga kali debat capres dan dua kali debat cawapres.
Setelah debat kelima ini, maka pada 9 Juli 2014 seluruh rakyat Indonesia yang sudah memiliki hak suara akan melaksanakan Pemilihan Presiden untuk memilih pemimpin negeri ini lima tahun ke depan.
Sumber: Helmi / iberita
===============
Debat Kelima